Posted by : Unknown
Jumat, 13 Juli 2018
Perkenalkan namaku Andi, kejadian ini terjadi sebelum aku menikah dan
berkeluarga, dulu aku tinggal di kota di bilangan Jakarta Pusat, di
belakang rumahku tinggal keluarga Marwan. Sebenarnya dia masih ada
famili jauh, tapi hubungan saudaraku hanya dengan bapaknya yang sepupu
dari ibuku, sedangkan Iisa adalah anak yang dibawa dari istri Omku
Marwan karena dia menikahi seorang janda dari daerah bogor.
Saat
aku masih dibangku SMP hingga SMA aku suka main dirumahnya omku ini, dan
karena pengaruh dari buku-buku porno dan juga film BF aku mulai berani
memegang-megang bagian sensitif dari tubuh Iisa, keluarga Omku Marwan
tidak curiga karena aku masih mereka anggap saudara atau keponakan walau
jauh. Dulu sering saat dia sedang menyapu aku peluk lisa dari belakang
dan meraba-raba payudaranya atau saat aku menginap aku meremas-remas
tangan dan mengelus pahanya, Iisa masih lugu saat itu dan hanya respon
birahi yang dia berikan tanpa dia mengerti harus bagaimana saat itu,
akupun sering beronani dan membayangkan seandainya aku bersetubuh
dengannya.
Agen Judi Online - 3 tahun berlalu, dan kini aku bekerja diperusahaan
export import, Iisa pun menikah dengan Roni pria yang juga masih
tetangganya di kota Jakarta. Roni adalah pria yang berpenghasilan dengan
menjadi tukang ojek. Aku sudah tidak tinggal di kota jakarta, tapi kost
di daerah T yang masih dalam wilayah Jakarta juga, hal ini agar dekat
dengan tempat aku bekerja. Saat itu aku sedang dinas luar, dan karena
kebetulan lewat daerah jakarta, maka aku sempatkan mampir kerumah Om
Marwan untuk sekedar beristirahat sebentar, ternyata Om Marwan sedang
kerja dan istrinya teteh Indri sedang menunggu warung nasinya, yang ada
hanya adik Om Marwan yang tuna rungu atau bisu. Saat itu pernikahan Iisa
baru 1 tahun, saat aku datang dia sedang menonton sinetron di televisi
dan mengenakan daster tanpa lengan.
“Hai Lis.. Apa kabar?” sapaku.
“Eh Andi.. Lama ngga keliatan, ayo masuk.. Tumben, ada apa nih?” sahutnya lembut.
“Kebetulan aku lewat sini jadi sekalian mampir” jawabku.
Dia
membuka lemari es dan memberikanku segelas air dingin, setengah jam
kemudian dari mulutnya meluncur cerita tentang Roni sang suami, dulu
suaminya itu tukang jajan ke tempat prostitusi dan jika berhubungan
intimpun hanya sebentar.. Kadang penisnya pun tidak mau ereksi. Aku
mendengarkan ceritanya dengan santai, dan akhirnya dia mengatakan soal
aku dan dia dulu yang membuat jantungku berdegup keras.
“Jadi ingat dulu ya di? Saat kita masih..”
Kujentikkan
jariku dimulutnya agar tidak meneruskan kalimatnya dan secara spontan
kuremas jemari tangannya, dan kulumat bibirnya dengan penuh bernafsu
serta kupeluk tubuhnya erat. Iisa melenguh tanda birahinya juga mulai
memuncak.
“Arghh.. Di.. Ohh..”
Peniskupun sudah sangat
tegang seakan akan loncat dari tempatnya dibalik celana panjang kerjaku.
Kini kuarahkan lidahku ke lehernya, kemudian turun kebelahan dadanya,
lisa makin mendesah hebat dan reflek tangannya membuka resluiting
celanaku dan mencari penisku yang sudah menegang keras. Dikocoknya
penisku lembut dan perlahan, rasa nikmat menjalar diseluruh tubuhku.
Kubuka tali dasternya dan kini Iisa hanya mengenakan bra dan celana
dalamnya saja..
Sedangkan jari jemari Iisa mulai melepas kemejaku,
dan dengan lihai dia melepas celana panjangku, ku buka bra yang
menutupi payudaranya yang masih terhitung kencang karena Iisa belum
mempunyai anak, kujilati dan kuremas pelan kedua bukit indahnya itu..
“Shh.. Andi.. Oh.. Andi.. Sayanng.. Enaak.. Ahh” desahannya membuat libidoku makin meninggi dan meledak-ledak.
“Ka.. Mu.. Sek.. Si iss.. Ssh..” ucapku terputus-putus karena gelegak birahi yang meletup-letup.
Rasa
penasaranku pada saat aku masih duduk dibangku dibangku sekolah harus
kutuntaskan, toh dia kini sudah ada yang punya, pikirku. Aku tak
membuang banyak waktu, kulepaskan celana dalamnya yang berwarna putih
dan kulepaskan juga celana dalamku, hingga penisku kini berdiri tegang
bebas dan siap menuju lubang surgawi milik Iisa..
Kuarahkan
mulutku keliang vaginanya.. Lalu mulai kujilati vaginanya yang sudah
basah karena dia sudah mengalami birahi yang sangat tinggi, dan sesekali
kuhisap itilnya yang kemerahan.
“Uff.. Andi.. Ka.. Mu apakan me.. Mek iiss.. Akh.. Bang Roni tidak per.. Nah lakukan ini.. Ouh.. Ssh.. Arghh”
Iisa
mulai meracau, mungkin suaminya karena dulunya sering jajan diluar
makanya jarang atau bahkan tidak mengerti apa itu foreplay. Kesempatan..
bathinku..
Jilatanku makin menggila dan Iisa mengoyangkan
pinggulnya kekiri dan kekanan pertanda dia sudah lupa diri dan lupa
segala-galanya bahwa kini statusnya adalah istri Roni.
“Ohh.. Andii.. Iisa.. Ga tahaan.. Masukiin doong.. Pleasee.. Ahh.. Masukin kontolmu di.. Ahh..”
Kulihat
Iisa sudah tidak sabar lagi untuk menggapai orgasme dan membuka
vaginanya lebar-lebar dengan melebarkan kedua kakinya.. Kuhujamkan
penisku ke memeknya yang sudah basah.. Lebih mudah bagi penisku dan
langsung masuk kedalam vaginanya..
“Oughh.. Arghh.. Ohh.. Kontol Andi enak.. Ahh.. Coba da.. Ri du.. Lu ann.. Ohh”
Iisa
meracau tak karuan, kugenjot penisku keluar masuk liang surgawinya dan
lambat laun makin cepat dan cepat, sehingga menimbulakn suara “Plokk..
Plok..” diseluruh ruangan..30menit berlalu kuhujamkan penisku kedalam
liang surgawinya, tiba-tiba.. Memeknya menjepit keras penisku dan dia
memeluk erat serta menggigit putingku.. Rupanya dia sebentar lagi akan
orgasme.. Kupacu penisku lebih cepat dan tubuhnya menggelepar-gelepar
karena nikmat.
“Andii.. Iisa ke.. Lu.. Arr..”
“Iya.. Sayang.. Aku juga.. Sebeenn.. Tar lagii” ucapku menderu..
Karena penisku juga sudah mengeras dan berdenyut-denyut siap memuntahkan laharnya..
“Iiss.. Ohh.. Aku.. Juga.. Ke.. Luarr..”.
Tubuhku ambruk didadanya, dengan tubuh berkeringat kuelus payudaranya dan kucium bibirnya..
“lisa.. Barang kamu enak..”..
“Barang kamu juga di.. Ahh..” sahut Iisa lemas tak berdaya.
Tanpa
kami sadari ada sepasang mata mengawasi dari tadi, bahkan mungkin dari
awal, kulirik ruangan sebelah yang hanya tertutup tirai, kulihat
disebelahku Iisa sudah tertidur pulas karena kelelahan, kuhampiri orang
yang mengintipku sejak tadi, ternyata dia adalah adik omku Marwan yang
bisu, tanpa sehelai benangpun kuhampiri dia, adik omku ini bertubuh agak
gemuk dan kulitnya agak kecoklatan, dia hanya menatap penisku yang kini
sudah mulai kembali tegang. Kutunjuk dengan jari kearah penisku dengan
maksud apakah dia menginginkan ini juga seperti yang dilihatnya tadi.
Kuraih
tangannya untuk memegang penisku, tangannya gemetar karena aku tahu
pasti dia belum pernah disentuh laki-laki apalagi diraba, aku takut ada
orang lain lagi yang datang dan ada mata lain yang menangkap basah
perbuatanku ini, maka segera kubuka bajunya dan seluruh pakaian
dalamnya, kusedot dan kuhisap payudaranya dan kumasukkan jariku ke dalam
vaginannya..
“Uhh.. Mphh.. Shh” Mbak Mina mulai keenakan karena
mungkin dia sudah horny dari tadi melihat adeganku dengan Iisa,
kuhujamkan penisku agak keras kelubangnya yang masih virgin alias
perawan, kututup mulutnya agar tidak berteriak atau mengeluarkan suara
keras, hingga membangunkan Iisa atau terdengar oleh yang lain.
Kugenjot
makin cepat dan cepat, Mbak Mina kusuruh menungging dan tangannya
berpegangan pada bibir ranjang, kugenjot penisku keluar masuk, tiba-tiba
dia berbalik lalu dengan ganasnya memegang penisku untuk dimasukkannya
ke memeknya dari depan lalu mengajakku jatuh keranjangnya, kugenjot lagi
dia dengan posisi normal seperti yang dia inginkan..
“Mph..
Argh.. Uhh.. Ah.. Akhh” karena bisu dia tidak bsia mengatakan akan
orgasme atau keluar, maka dia memeluk erat dan menggigit leherku lalu
terkulai lemas dengan mata terpejam, aku harus orgasme juga dengannya,
pikirku..
Tidak perduli dia sudah terkulai lemas dan memejamkan
mata, kugenjot dia cepat dan penisku mulai berdenyut-denyut agak lama
kini aku mengalami orgasme, karena sepengetahuanku, jika pada permainan
kedua laki-laki akan mempunyai daya tahan yang agak lama. Nafasku mulai
membur dan sambil kugenjot memek Mbak Mina yang sudah basah itu kucumbui
bibirnya walaupun Mbak Mina tidak merespon atau mungkin tidak tahu
bagaimana cara berciuman.
“ssh.. Mbak.. Aku mau munn.. Cratt.. Arghh” kutumpahkan spermaku didalam liang vaginanya yang hangat..
Ahh..
Nikmat sekali istirahatku siang ini.. Kukenakan pakaianku dan
kubangunkan Iisa untuk berpamitan, sambil kubisikkan padanya.
“Lain
kali kita ketemu diluar ya?” Iisa hanya menjawab dengan anggukan dan
senyuman. ohh.. senangnya hari itu bisa ngentot 2 wanita dalam satu
hari.TAMAT
Posted by : Bandar Poker Terpercaya
- Home>
- Agen , Agen Bandar Poker , Agen Judi Ceme Terpercaya , Agen Judi Online , Agen Judi Poker , Agen Judi Terbaik , Agen Judi Termantap , Agen judi terpercaya , Agen Poker Online , Agen Poker Terbaik >
- Pengalaman Ngentot Dengan Keponakan Waktu SMA
