Posted by : Unknown
Selasa, 03 Juli 2018
Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun
dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup
cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku
yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup
bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku
berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata
orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya
tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku bekerja sebagai karyawati
staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku.
Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan
lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur
senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah
aku dan Indra pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan
seorang wanita setia pada suami.
Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai
mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan
kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku
lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang
kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur
kuceritakan padanya. Karna Indra sangat pandai memancing. Hingga suatu
ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur
menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku. ”
Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan. ” Ya ada apa Ndra? ”
Jawabku. ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak
Bu? ” Indra bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ”
aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku
memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang
dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya. ”
Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ”
Tanyanya tiba-tiba. ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya”
Jawabku bergurau. ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya
berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi. ”
Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil
memejamkan mata. ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan
aba-aba..! ” Kata Indra lagi.
Sambil terpejam aku penasaran dengan
hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku
terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh
bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan
halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku. Maka aku langsung
membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya
merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha
mengindar. Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau
jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks
aku juga membalas melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar,
lalu ku dorong dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang. ” Ndra
seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar
menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Atika,
mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami.
Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika ” Ujarnya lirih
sambil meninggalkanku. Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku
merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih
terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia
selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak
ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi
anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.
Entahlah,
aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan
permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja
semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada
Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik
perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku
semakin dekat dan akrab dengan Indra. Hingga pada hari terakhir
prakteknya, Indra mengajakku jalan- jalan. Awalnya aku menolaknya, aku
khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan
yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Indra
terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari
minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.
Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat
jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi
ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga
teman kuliah Indra bersama pacarnya.
Awalnya aku protes, setelah
dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami
berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami jalan- jalan
kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja
memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan
tetangga, keluarga dan terutama suamiku. Setelah lebih satu jam kami
berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya mengajak
istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu
kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup.
Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran
juga begitu, jadi aku maklum saja. Indra menyewa juga satu kamar
disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan
tetapi indra melarangku. ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat
satu kamar saja. Tuh bed- nya ada dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah,
aku numpang dikamar yang disewa Indra. Walaupun sebenarnya aku merasa
sangat tidak enak hati. Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan
kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan
pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami.
Sejujurnya aku deg- degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang
mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin
berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa
ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan
Indra diam terpaku.
Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku
terduduk dipangkuan Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat
tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak
sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis
halus Indra menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin
berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku.
Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua
rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir,
sementara bulu tengkukku merinding. Namun tiba-tiba timbul kesadaranku.
Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku. ”
Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku
terbata-bata. Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua
tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku
denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas
Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar
Indra yang terdengar seperti desahan. Setelah itu Indra kembali
mendaratkan ciuman.
Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku,
lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun
perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui,
Indra sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya
keleherku benar- benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan.
Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan
sehebat ini. Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat
merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat
unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan
kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan
Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku
yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks
aku masih coba berontak. ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..”
Kataku sambil meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak
ada yang tahu, percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ”
Jawab Indra dengan napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku,
Indra yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku.
Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali.
Sebab
tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat.
Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai
kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku,
tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya.
Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur.
Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat salah satu buah dadaku
sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku
yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah
dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi
selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku.
Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan
nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku. ”
Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta..
tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang
kian memuncak. Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan
lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali
lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu.
Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan celana
dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi
dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan
mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan
putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku
belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali
dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan
perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara
aku seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra.
Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil
meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku
yang kini tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku
sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang,
please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata- bata dan wajah
yang memelas. Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah
terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap
tubuhku.
Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah
dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan
selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan
kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah.
Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang
menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya
ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar
denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang
memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya.
Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang
berperawakan sedag-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub
lebih keras adalah benda diselangkangan Indra. Benda yang besarnya
hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kinin tegak
mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua
kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4
kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Indra memiliki
penis sebesar dan sepanjang ini.
Perasaanku bercampur baur antara
ngeri, gemes dan penasaran. Kini tubuh telanjang Indra mendekapku.
Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel
erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar
itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki
lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara
tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin
kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan
rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang
masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan
jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam
lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan
kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat
itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih
berusaha menolaknya. ” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup
diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku.
Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan
lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan
rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar
tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di
selangkanganku.
Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam
birahi. Ketika kenikmatan birahi benar- benar menguasaiku, dengan
tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia
mengocok- ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut. ”
Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih.
Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja. ”
Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan
malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..”
Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan
malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi
berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis
Indra. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis
yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi
jika perempuan itu aku. ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda
Indra. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Indra
jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal
usia Indra jauh lebih muda. ” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa
apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Indra. ” Oke, biar
gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut.
Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar
milik Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar
Indra yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup
memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat
muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang
kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik
turun mengocok batang zakarnya. Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau
nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh
tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.
Tiba-tiba
ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada
diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap
selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya
menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus
mengocok batang zakar Indra dengan tanganku. Kini kami berdua
berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu
Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang
terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh
rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi
besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui
kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh
lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku.
Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi,
aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk
menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam merasakan seranganku,
sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan
dilepas lagi.
Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa
birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku
dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang
kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa
ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra.
Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang
kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya
kevaginaku. Tentu saja aku tersentak. ” Ndra.. jangan dimasukkan..! ”
Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah
permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku
juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar
itu masuk kelubang vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan,
kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas
yang terengah-engah. Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya
tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn
kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang
zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit
memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh
denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran
lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan
Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat
ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun
mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada
tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya
digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan
yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang
zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.
Indra terus menerus mamaju-
mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua
semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ”
Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra
tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! ujarku
sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba kurasakan
batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless,
perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam
libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra
yang sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua
yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya
dengan terus memompa vaginaku secara perlahan. Entahlah,kali ini aku
tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya
dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin
tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga lubang vaginaku
terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis
Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar
rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar
menggesek-gesek dinding vaginaku.
Tanpa sadar aku pun mengimbangi
genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti
timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan
kekearnya Indra. Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras,
sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. ,
clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa
selangkanganku. ” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ”
Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat
yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir
lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar telah
menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku
sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan
kenikmatan seperti ini. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat
yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah
genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih
berani bibir Indra dan kupeluk erat- erat. ” Nndraa.. aakkuu..
haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak
kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang
menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku. Saat itu
tubuhku semakin meronta- ronta dibawah dekapan Indra yang kuat.
Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ”
Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu..
ikuut.. puuaas.! ” Desah indra. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks..
Nndraa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak
rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat.
Pantatku
kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam-
dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn
sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum keluar
sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil
mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah.
Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas
dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa
diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra
jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa
besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan. Meskipun kurasakan
sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena
lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan,
kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh
atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat
vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki
penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti
itu nikmatnya tiada terkira. Indra semakin lama semakin kencang
memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi
pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu
tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.
Kurasakan kenikmatan mulai
merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra.
Maka aku balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali
berputar-putar mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk
lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra. ” Eehh..”
Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama.
Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas,
Indra dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata
Indra. Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju-
mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Indra yang masih
mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti
menjilati leher dan puting Indra. Indra yang telentang dibawahku hanya
dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa
kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra sambil
membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku. Hanya selang lima
menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira
menderaku. Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang
penis Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga
semakin liart membalas ciuman Indra. ” Nddraa.. aakuu.. haampiir..
orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah. Tahu kalau aku
akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung
membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang
terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat
memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa
disekujur tubuhku.
Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan
berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara
napasku semakin tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar
lepaass..! ” Desah indra. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun
mengerang keras. ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ”
Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam
tindihan tubuh Indra. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan,
tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya
mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia
benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu.
Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya
bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ”
Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Indra yang hampir keluar,
pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya.
Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras muncrat dilubang
vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang
kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang
kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan
sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra. Gila, sperma Indra luar
biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup.
Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke bibir
vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.
Untuk
beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih
bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap
langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap
dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku,
itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku
Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar
Indra denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung
dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah
kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho..
ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak pada pintu. Denagn
masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan
keluar kamar. Tanpa kata- kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu
kamar akan dibuka. ” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya
ditutup segala ” Kelakar kawan Indra. ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma
ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma
tersenyum.
Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku.
Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku
sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah
diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang,
yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara
aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang
lebih. Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan
hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang
selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang
membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.TAMAT

- Home>
- Agen , Agen Bandar Poker , Agen Judi Ceme Terpercaya , Agen Judi Online , Agen Judi Poker , Agen Judi Terbaik , Agen Judi Termantap , Agen judi terpercaya , Agen Poker Online , Agen Poker Terbaik >
- Tante Rindu Keperkasaan Pria Diatas Ranjang
